Kamis, 16 Agustus 2007

Tips dan Trik Dalam Pengajuan Kredit

Tips dan trik ini dimaksudkan bukan untuk mengakali perbankan (saya yakin mereka memiliki staf yang jeli untuk urusan pemberian kredit), tapi untuk memperlancar persiapan pengajuan rekan pembaca dalam mengajukan kredit.

1. Tentukan dulu kebutuhan anda. Kebutuhan apa yang anda inginkan untuk dibiayai bank. Untuk karyawan biasanya lebih simple, beli rumah, beli kendaraan, dst. Sementara untuk professional dan pengusaha lebih kompleks. Apabila yang anda perlukan adalah suntikan untuk perputaran modal, misalnya untuk mengurangi hutang dagang sehingga harga yang didapat lebih murah, atau untuk memperbanyak inventori/persediaan barang, maka yang diajukan adalah kredit modal kerja, seperti rekening Koran, kredit akseptasi dsb. Sementara bila yang anda butuhkan adalah pembiayaan pembelian fixed asset seperti mesin, kendaraan, bangunan ruko, gudang dll, ajukan kredit investasi.

2. Estimasikan kemampuan pembayaran (payback ability) anda. Dari laporan keuangan atau gaji/pendapatan yang anda peroleh setiap bulannya, ambil titik aman bahwa besarnya kewajiban pembayaran tidak lebih besar dari 30% pendapatan bersih anda (DBR umum setiap bank adalah 30-35% dari total pendapatan ). Contoh: Vidi dan suaminya memiliki total penghasilan Rp. 3.000.000, maka jadikan patokan dalam diri Vidi kalau besar angsuran nanti tidak boleh lebih dari Rp. 1.000.000 perbulannya nanti. Untuk pengusaha, hitung tingkat DBR anda dari Nett Profit jangan Gross (untuk lebih amannya)

3. Periksa pemenuhan syarat administrasi anda. Untuk karyawan, pastikan anda telah bekerja di perusahaan anda lebih dari 2 tahun (ada juga bank yang menerapkan lebih dari itu), status pendapatan tetap (adanya komponen gaji tetap, untuk dihitung dalam perhitungan DBR), untuk pendapatan yang sifatnya hanya komisi (tidak tetap) biasanya bank akan cenderung menolak. Demikian juga untuk professional dan pengusaha, paling tidak ijin praktek/usaha di atas 2 tahun dari tanggal terbit, atau telah menjalankan usahanya selama di atas 2 tahun.

4. Perhatikan data dan fisik jaminan anda. Untuk dokumen pastikan sertifikat yang absah dan berlaku. Untuk SHGB, pastikan jangka waktu berlakunya masih lama minimal tidak lebih dari jangka waktu kredit yang akan diajukan. Untuk fisiknya jaminan tanahnya sendiri: (hampir) semua bank menginginkan jaminan yang marketable (artinya bila ada masalah kredit dan terjadi penyitaan, bank akan mudah menjual jaminan itu), untuk itu jaminan harus memiliki akses jalan (di pinggir jalan), biasanya yang masuk 2 mobil - sekitar lebar 3.5-4 meter, jaminan di lokasi strategis (bukan daerah terpencil/pinggiran yang cenderung tidak berkembang), jaminan tidak terletak di tebing/lereng/daerah miring/daerah pemakaman/daerah rumah ibadah (misal masih satu lokasi dengan rumah ibadah), jaminan bangunan harus memiliki IMB, fisik bangunan harus baik dan kokoh. Untuk kendaraan pun demikian , penilaiannya lebih mudah. Mobil baru tinggal disesuaikan dengan data dealer, mobil bekas kondisinya harus masih prima, tahunnya masih muda, dll. Jumlah kredit yang akan diberikan bank umumnya maksimum berkisar antara 70-80% dari nilai jaminan menurut taksiran bank.

5. Pastikan anda tidak memiliki catatan cacat perbankan pada tahun berjalan (saat anda mengajukan kredit tersebut. Bank memiliki jaringan data yang online seluruh negeri, di bawah jaringan server BI. Ada 2 macam data yang dapat dicek. Pertama DHBI yakni daftar hitam yang didapatkan seorang pemiliki rekening giro apabila dia telah memberikan cek atau bilyet giro kosong melebihi batas ketentuan BI, kedua Data Kolektibilitas yang menunjukkan data kredit yang dimiliki calon debitur suatu bank, yang sudah ada. Misalnya Vidi telah memiliki kredit di Bank Jabar dengan kolektibilitas lancar, maka Vidi dapat mengajukan kembali kredit di bank lain bila memenuhi syarat. Hal pertama yang dilakukan oleh suatu officer bank dalam memeriksa pengajuan kredit adalah Cek DHBI dan Cek Kolektibilitas. Data yang dilihat adalah berdasarkan nama, no KTP/ID, dan NPWP. Apabila anda pernah masuk dalam kedua list tsb, namun pada saat anda mengajukan sudah ter-rehab, sudah beres dan lancar, maka tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pengajuan.

6. Siapkan rekening tabungan atau giro yang mencerminkan pendapatan anda. INI PENTING. Terutama sekali untuk first impression bagi pihak bank. Saat ini bank akan lebih melihat data rekening anda dibanding data laporan keuangan atau gaji yang umumnya dapat dibuat buat. Apabila anda sebagai pengusaha mengatakan bahwa omzet anda per bulan 100juta, maka bank akan meminta keluar masuknya uang dalam rekening anda minimal 80% dari jumlah omzet anda tsb. Bank akan melihat ke jumlah transaksi per bulannya BUKAN pada saldonya. Biasanya rekening yang diminta adalah data selama tiga bulan, maka saya sarankan bila anda akan mengajukan bulan April, pastikan data jumlah transaksi pada rekening anda Januari - Maret telah mencerminkan omzet/pendapatan. Jangan ragu untuk lebih mengaktifkan mobilitas transaksi di rekening anda

7. Pilih bank dengan total servis terbaik: tingkat suku bunga yang tidak mahal (dalam satu periode, masing masing bank memiliki tingkat suku bunga kredit sendiri), bunga efektif, jenis kredit yang ditawarkan lengkap (ada bank yang hanya melayani KPR, dll) sehingga anda bisa mendapatkan kredit yang sesuai dengan kebutuhan, biaya biaya yang terkait dengan kredit yang paling bersaing (perhatikan iklan dari bank: misal bebas biaya notaris, suku bunga paling rendah, dsb, gunakan kesempatan tersebut), pilih bank yang menjanjikan proses pengajuan kredit tidak lama (waktu yang umum biasanya maksimal 2 mingguan), pilih bank yang mendapat rekomendasi bagus dari teman/partner atau relative lain terutama terkait dengan customer maintenance/relationship, pilih bank yang teknologinya cukup canggih sehingga memudahkan anda untuk bertransaksi apa saja terkait dengan bank tersebut (bayar angsuran lewat mobile banking/otodebet, dll).

8. Ada baiknya anda mencari rekomendasi dari debitur yang telah lebih lama berhubungan baik dengan bank tersebut. Bank umumnya akan melakukan trade checking, baik itu dengan perusahaan tempat anda bekerja (untuk karyawan), dengan supplier/pesaing/pelanggan (untuk profesional dan pengusaha). Info trade checking yang kurang baik bisa langsung menurunkan penilaian bank thd anda.

9. Gunakan fasilitas kredit sesuai dengan tujuan awal. Seringkali terjadi kemacetan kredit akibat terjadinya kesalahan pemakaian. Misalnya kredit modal kerja digunakan untuk membangun rumah, akibatnya modal kerja anda tidak bertambah, sementara dengan adanya kredit berarti anda seharusnya meningkatkan keuntungan untuk membayar kewajiban kredit, sehingga akhirnya anda tidak mampu membayar pada bank.

10. Terlepas dari semua itu, perhitungkan baik baik oleh anda bahwa dengan pemberian kredit ini akan membantu anda, bukannya justru menyulitkan anda di kemudian hari (lihat contoh perhitungan bunga). Satu hal yang harus diperhitungkan: ambil payback ability anda terkecil untuk dijadikan acuan pengajuan besarnya kredit. Satu pesan saya, dalam perjanjian kredit hampir 99.9%, posisi bank sangat terlindungi oleh hukum terkait. Sehingga bila terjadi masalah kredit, umumnya di pengadilan bank biasanya akan selalu menang. Oleh karena itu, jangan ambil kredit bank kalau anda ragu dengan kemampuan payback anda. Jangan karena tergiur besarnya uang yang diterima di awal yang cukup besar, tapi pikirkan nanti setiap bulannya anda harus membayar kewajiban pada bank.

Please contact me at
pinjamanbankinfo@yahoo.com

Jenis Kredit di Bank

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana.Kebutuhan akan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya, Bank umum memberikan beberapa jenis kredit kepada masyarakat, secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari beberapa segi antara lain: (Dilihat dari segi kegunaan)
1. Kredit Commercial

Kredit yang digunakan untuk keperluan bisnis/usaha, baik berupa modal kerja maupun investasi. Obyeknya ditetapkan ‘hanya’ pengusaha. Bentuk kredit ini ada dua macam: kredit rekening Koran (over draft) yang bisa ditarik lalu disetor kembali sesuai kebutuhan yang mana setiap akhir bulan debitur hanya perlu membayar bunga dari jumlah pinjaman yang terpakai, dan juga bentuk kredit angsuran pokok dan bunga.

a. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasionalnya, berhubungan dengan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut dijual. Sistem pengembalian/pembayaran dalam kredit modal kerja ini biasa disebut dengan PRK(over draft) yang bisa ditarik lalu disetor kembali sesuai kebutuhan yang mana setiap akhir bulan debitur hanya perlu membayar bunga dari jumlah pinjaman yang terpakai.

b. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi, dimana masa pemakaian kredit tersebut periodenya relatif lebih lama(1-5 tahun , max 7 tahun) dan plafon yang diberikan relatif besar pula.Contohnya adalah membeli mesin, membangun pabrik. Sistem pengembalian/pembayaran dalam kredit investasi ini adalah sitem angsuran pokok dan bunga setiap bulannya.

2. Kredit Consumer

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, seperti pembelian rumah, pembelian kendaraan pribadi, multiguna (biaya pendidikan, rumah sakit, dll), dengan obyeknya adalah pengusaha, profesional (spt dokter, notaris, dll) dan juga karyawan. Bentuk kredit consumer biasanya berupa kredit angsuran pokok plus bunga setiap bulannya. Bank-bank besar yang terkenal dengan kredit consumernya antara lain adalah Bank Niaga, Panin Bank, Permata Bank, BNI, BTN dan tentunya Bank Mandiri dan BCA. Dalam kredit consumer, Bank dapat membiayai rencana nasabah untuk KPR(beli rumah sekend/baru, takeover dari bank lain, pembelian tanah, renovasi/pembangunan rumah dan kredit serba guna dengan jaminan rumah) dan KPM(pembelian kendaraan baru/sekend). Umumnya, jangka waktu pinjaman realtif panjang antara 1 – 20 tahun dan besaran plafon relatif terbatas sampai dengan 5 milyar.

Seputar tentang berhutang ke Bank

Bank adalah bisnis yang unik. Mereka menjalankan bisnisnya dengan menggunakan dana orang lain. Bank mengumpulkan dana dari pihak yang kelebihan dana dan kemudian di salurkan ke pihak yang membutuhkan dana. Tentunya semua hal itu dilakukan dengan perhitungan yang matang karena resiko yang ditanggungnya pun sangat besar. Inilah fakta yang berhubungan dengan fenomena tsb, kredit adalah bisnis yang beresiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih(kredit macet),dan debitur dapat memberikan 1001 alasan untuk itu. Disisi lain, bank harus membayar setiap rupiah dana masyarakat yang ditempatkan padanya, apapun yang terjadi bank tidak boleh tidak membayar dana masyarakat.
Sehubungan dengan itu sudah seharusnya bank hanya memberikan pinjaman kepada debitur yang layak, yang telah melewati beberapa seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut di harapkan kredit yang diberikan adalah kredit dengan kualitas bagus .

Sehubungan dengan resiko tersebut, pihak bank dalam memberikan kredit meminta cadeb untuk memenuhi segala syarat yang diajukan oleh pihak bank yang kadang sangat memberatkan untuk bisa dipenuhi oleh sebagian besar masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman, semuanya syarat-syarat tersebut hanya mementingkan “kacamata” bank, dan kadang cadeb harus “mengalah” untuk mengikuti seluruh persyaratan-persyaratan tersebut. Hal-hal seperti ini lebih banyak terjadi dalam pemberian kredit Commercial, sedangkan dalam pemberian kredit Consumer pihak bank lebih cenderung menggunakan sistem scoring dimana syarat yang diminta hampir pasti dapat dipenuhi dengan mudah oleh pihak cadeb, karena hanya mencermati perhitungan kemampuan untuk mengangsur dari penghasilan rutin/gajinya saja setiap bulan, sehingga persetujuan kredit bisa lebih cepat di keluarkan oleh pihak bank.
Untuk menjembatani antara pihak bank dan cadeb, terdapat namanya AO(account officer), mereka adalah pegawai bank yang bertugas untuk mewakili proposal kredit cadeb dan merupakan kepanjang tanganan dari pihak cadeb untuk membantu menganalisa data-data usaha cadeb dan merumuskannya kedalam proposal kredit yang sesuai “kacamata bank” dan kemudian mempresentasikannya kepada komite kredit untuk mendapatkan persetujuan, kemudian membantu memonitor proposal agar tetap berjalan dengan waktu yang tepat sampai dengan pengikatan kredit dan pencairan dana setelah di setujui oleh bank. Posisi AO terkadang sangatlah berisiko, karena kaki kiri mereka berdiri mewakili cadeb sedangkan kaki kanan mereka berada mewakili kehati-hatian bank tempat AO tsb bekerja. Apabila AO tersebut salah menganalisa dan mengakibatkan pemberian kredit yang mismatch terhadap kebutuhan cadeb, sehingga cadeb tidak mampu memenuhi kewajiban angsurannya setiap bulan, maka AO tersebut dalam masalah besar. Bukan hanya itu, posisi sebagai seorang AO sangat dekat dengan unsur suap menyuap, untuk membuat data yang tidak bagus menjadi bagus,membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada,dll, yang bertujuan untuk mendapatkan pesetujuan bank terhadap proposal kredit cadeb. Untuk itu, seorang AO harus memiliki dedikasi dan integrasi yang tinggi terhadap pekerjaannya.